Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label The stories. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The stories. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Oktober 2012


    The Gingerbread Man

The Gingerbread ManOnce upon a time, an old woman and her husband lived alone in a little old house. The couple had no children, and being lonely, the woman decided to make a boy of gingerbread. She carefully mixed the batter, rolled out the dough, and cut out out a very nice gingerbread man. She added sugar icing for his hair, mouth, and clothes, and she used candy chips for buttons and eyes. What a fine looking gingerbread man he was! The old woman put him in the oven to bake. After he was fully done, she slowly opened the oven door. Up jumped the gingerbread man

The Stories From Indonesia


                     Timun Emas
Long time ago, lived an old women named Mbok Sirni. She lived by herself because her husband had long passed away and she had no children. Every day, she prayed so God would give her a child. One night, when she was praying, a giant passed her house and heard her pray. “I can give you a child on one condition,” the giant said to Mbok Sirni, “You must give the child back to me when it is six years old.” Mbok Sirni was so happy; she did not think about the risk of losing the child later and agreed to take the giant’s offer. The giant then gave her a bunch of cucumber seeds. “Plant it around your house.” The giant then left without saying anything else. In the morning, Mbok Sirni planted the seeds. The seeds grew within mere days, and blossomed plentifully.Not longer after that, a big golden cucumber grew from plants. Carefully, Mbok Sirni plucked the golden cucumber and carried it home. With caution and care, she sliced the cucumber. She was very surprised to see a beautiful baby girl inside the cucumber. She then named the baby Timun Emas (it means Golden Cucumber).
Years passed by and Timun Emas has grew to become a lovely and

puisi


Kehilangan
Kala sang mentari bangun dari peradaban
Diiringi nyanyian burung nan merdu
Kuterbangun dari mimpi indahku
Kubuka pintu kamarku
Didepanku terbaring wanita lanjut usia
Yang tak lain adalah nenekku

Senin, 01 Oktober 2012

hikayat


                                          HIKAYAT
Pada zaman dahulu, tersebutlah ada seorang kakek yang cukup disegani. Ia dikenal takut kepada Allah, gandrung pada kebenaran, beribadah wajib setiap waktu, menjaga salat lima waktu dan selalu mengusahakan membaca Al-Qur’an pagi dan petang. Selain dikenal alim dan taat, ia juga terkenal berotot kuat dan berotak encer. Ia punya banyak hal yang menyebabkannya tetap mampu menjaga potensi itu.

Suatu hari, ia sedang duduk di tempat kerjanya sembari menghisap rokok dengan nikmatnya (sesuai kebiasaan masa itu). Tangan kanannya memegang tasbih yang senantiasa berputar setiap waktu di tangannya. Tiba-tiba seekor ular besar menghampirinya dengan tergopoh-gopoh. Rupanya, ular itu sedang mencoba menghindar dari kejaran seorang laki-laki yang (kemudian datang menyusulnya) membawa tongkat.

“Kek,” panggil ular itu benar-benar memelas, “kakek kan terkenal suka menolong. Tolonglah saya, selamatkanlah saya agar tidak dibunuh oleh laki-laki yang sedang mengejar saya itu. Ia pasti membunuh saya begitu berhasil menangkap saya. Tentunya, kamu baik sekali jika mau membuka mulut lebar-lebar supaya saya dapat bersembunyi di dalamnya. Demi Allah dan demi ayah kakek, saya mohon, kabulkanlah permintaan saya ini.”

“Ulangi sumpahmu sekali lagi,” pinta si kakek. “Takutnya, setelah mulutku kubuka, kamu masuk ke dalamnya dan selamat, budi baikku kamu balas dengan keculasan. Setelah selamat, jangan-jangan kamu malah mencelakai saya.”

Ular mengucapkan sumpah atas nama Allah bahwa ia takkan melakukan itu sekali lagi. Usai ular mengucapkan sumpahnya, kakek pun membuka mulutnya sekira-kira dapat untuk ular itu masuk.

Sejurus kemudian, datanglah seorang pria dengan tongkat di tangan. Ia menanyakan keberadaan ular yang hendak dibunuhnya itu. Kakek mengaku bahwa ia tak melihat ular yang ditanyakannya dan tak tahu di mana ular itu berada. Tak berhasil menemukan apa yang dicarinya, pria itu pun pergi.

Setelah pria itu berada agak jauh, kakek lalu berbicara kepada ular: “Kini, kamu aman. Keluarlah dari mulutku, agar aku dapat pergi sekarang.”

Ular itu hanya menyembulkan kepalanya sedikit, lalu berujar: “Hmm, kamu mengira sudah mengenal lingkunganmu dengan baik, bisa membedakan mana orang jahat dan mana orang baik, mana yang berbahaya bagimu dan mana yang berguna. Padahal, kamu tak tahu apa-apa. Kamu bahkan tak bisa membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.”

“Buktinya kamu biarkan saja musuhmu masuk ke mulutmu, padahal semua orang tahu bahwa ia ingin membunuhmu setiap ada kesempatan. Sekarang kuberi kamu dua pilihan, terserah kamu memilih yang mana; mau kumakan hatimu atau kumakan jantungmu? Kedua-duanya sama-sama membuatmu sekarat.” Kontan ular itu mengancam.

“La haula wa la quwwata illa billahi al`aliyyi al-`azhim [tiada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Agung] (ungkapan geram), bukankah aku telah menyelamatkanmu, tetapi sekarang aku pula yang hendak kamu bunuh? Terserah kepada Allah Yang Esa sajalah. Dia cukup bagiku, sebagai penolong terbaik.” Sejurus kemudian kakek itu tampak terpaku, shok dengan kejadian yang tak pernah ia duga sebelumnya, perbuatan baiknya berbuah penyesalan.

Kakek itu akhirnya kembali bersuara, “Sebejat apapun kamu, tentu kamu belum lupa pada sambutanku yang bersahabat. Sebelum kamu benar-benar membunuhku, izinkan aku pergi ke suatu tempat yang lapang. Di sana ada sebatang pohon tempatku biasa berteduh. Aku ingin mati di sana supaya jauh dari keluargaku.”

Ular mengabulkan permintaannya. Namun, di dalam hatinya, orang tua itu berharap, “Oh, andai Tuhan mengirim orang pandai yang dapat mengeluarkan ular jahat ini dan menyelamatkanku.”

Setelah sampai dan bernaung di bawah pohon yang dituju, ia berujar pada sang ular: “Sekarang, silakan lakukanlah keinginanmu. Laksanakanlah rencanamu. Bunuhlah aku seperti yang kamu inginkan.”

Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang mengalun merdu tertuju padanya:
“Wahai Kakek yang baik budi, penyantun dan pemurah. Wahai orang yang baik rekam jejaknya, ketulusan dan niat hatimu yang suci telah menyebabkan musuhmu dapat masuk ke dalam tubuhmu, sedangkan kamu tak punya cara untuk mengeluarkannya kembali. Cobalah engkau pandang pohon ini. Ambil daunnnya beberapa lembar lalu makan. Moga Allah sentiasa membantumu.”

Anjuran itu kemudian ia amalkan dengan baik sehingga ketika keluar dari mulutnya ular itu telah menjadi bangkai. Maka bebas dan selamatlah kakek itu dari bahaya musuh yang mengancam hidupnya. Kakek itu girang bukan main sehingga berujar, “Suara siapakah yang tadi saya dengar sehingga saya dapat selamat?”

Suara itu menyahut bahwa dia adalah seorang penolong bagi setiap pelaku kebajikan dan berhati mulia. Suara itu berujar, “Saya tahu kamu dizalimi, maka atas izin Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri (Allah) saya datang menyelamatkanmu.”

Kakek bersujud seketika, tanda syukurnya kepada Tuhan yang telah memberi pertolongan dengan mengirimkan seorang juru penyelamat untuknya.”

Di akhir ceritanya, si Saudi berpesan:
“Waspadalah terhadap setiap fitnah dan dengki karena sekecil apapun musuhmu, ia pasti dapat mengganggumu. Orang jahat tidak akan pernah menang karena prilakunya yang jahat.”

Kemudian si Saudi memelukku dan memeluk anakku. Pada istriku dia mengucapkan selamat tinggal. Ia berangkat meninggalkan kami. Hanya Allah yang tahu betapa sedihnya kami karena berpisah dengannya. Kami menyadari sepenuhnya perannya dalam menyelamatkan kami dari lumpur kemiskinan sehingga menjadi kaya-raya.

Namun, belum beberapa hari dia pergi, aku sudah mulai berubah. Satu persatu nasehatnya kuabaikan. Hikmah-hikmah Sulaiman dan pesan-pesannya mulai kulupakan. Aku mulai menenggelamkan diri dalam lautan maksiat, bersenang-senang dan mabuk-mabukan. Aku menjadi suka menghambur-hamburkan uang.

Akibatnya, para tetangga menjadi cemburu. Mereka iri melihat hartaku yang begitu banyak. Mengingat mereka tidak tahu sumber pendapatanku, mereka lalu mengadukanku kepada kepala kampung. Kepala kampung memanggilku dan menanyakan dari mana asal kekayaanku. Dia juga memintaku untuk membayarkan uang dalam jumlah yang cukup besar sebagai pajak, tetapi aku menolak. Ia memaksaku untuk mematuhi perintahnya seraya menebar ancaman.

Setelah membayar begitu banyak sehingga yang tersisa dari hartaku tak seberapa, suatu kali bayaranku berkurang dari biasanya. Dia pun marah dan menyuruh orang untuk mencambukku. Kemudian ia menjebloskan aku ke penjara. Sudah tiga tahun lamanya saya mendekam di penjara ini, merasakan berbagai aneka penyiksaan. Tak sedetikpun saya lewatkan kecuali saya meminta kepada Zat yang menghamparkan bumi ini dan menjadikan langit begitu tinggi agar segera melepaskan saya dari penjara yang gelap ini dan memulangkan saya pada isteri dan anak-anak saya.

Namun, tentu saja, saya takkan dapat keluar tanpa budi baik dari Baginda Rasyid, Baginda yang agung dan menghukum dengan penuh pertimbangan.

Khalifah menjadi terkejut dan sedih mendengar ceritanya. Khalifah pun memerintahkan agar ia dibebaskan dan dibekali sedikit uang pengganti dari kerugian yang telah ia derita dan kehinaan yang dialaminya. Ia pun memanjatkan doa dengan khusyu kepada Allah, satu-satunya Dzat yang disembah, agar Khalifah Amirul Mukminin senantiasa bermarwah dan berbahagia, selama matahari masih terbit dan selama burung masih berkicau.

Para napi di penjara Baghdad semakin banyak mendoakan agar Khalifah berumur panjang setelah Khalifah meninggalkan harta yang cukup banyak buat mereka.

Khalifah lalu kembali ke istananya yang terletak di pinggir sungai Tigris. Di istana telah menunggu siti Zubaidah. Khalifah lalu menceritakan apa yang sudah dilakukannya, Zubaidah pun senang mendengarnya. Ia mengucapkan terima kasih dan memuji Khalifah karena telah berbuat baik. Zubaidah juga mendoakan agar Khalifah panjang umur.

PuisiKu


                                            ALAM NEGERIKU
Negeriku. . . . .
Batapa indahnya alam ini
Dikala pagi menjelang
Burung-burung berkicau riang
Udara segar bertiup sepoi-sepoi
Awan berarak-arak ramai
Negeriku. . . . . .
Gunung dan bukit tinggi dan tajam

Sabtu, 29 September 2012

Kumpulan cerita, baik pendek maupun panjang


 
1. Retaknya persahabtan karena seorang musuh
M
entari pagi muncul dihadapan,sinarnya yang terang membangunkan aku dari tidurku yang lelap.Ku teringat bahwa hari ini adalah hari senin,maka aku segera bergegas ke kamar mandiku.Seusai mandi, aku segera berganti baju dan menuju ke ruang makan untuk berpamitan kepada kedua orang tuaku.Saat aku tiba di ruang makan, orang tuaku menyambutku”Selamat pagi,sayang!”lalu aku pun membalas”Pagi juga Ma,Pa!Ria langsung berangkat aja ya,biar diantar Pak Joyo.”lalu papaku menjawab”Ya,tapi Ria yakin, nggak mau makan dulu?”.”Nggak Pa,soalnya Ria hari ini harus upacara.Ya sudah Ma,Pa Ria berangkat dulu!”.Akupun berangkat,setibanya di sekolah aku disambut oleh sahabat-sahabat setiaku,mereka adalah Reno,Lia,Jenny,Sadewa,Clara,Datton,dan satu lagi Joulius.Mereka ber-7 adalah sahabat yang paling terbaik dihidupku,kami ber-8 selalu bersama-sama dimanapun dan kapanpun,disekolah kami dikenal sebagai murid yang paling berprestasi,sampai datanglah Calvin dan gank-nya,mereka merusak seluruh kegiatan yang kami lakukan sampai-sampai prestasi kami berhasil direbut oleh mereka dan mulai saat itulah ke populeran kami menurun,tetapi kami tak pernah berputus asa setiap hari kami belajar bersama dirumahku,akhirnya kami dapat merebut lagi gelar kami yaitu sebagai”MURID TELADAN”.Dengan gelarku yang seperti itu Calvin dan teman-temannya semakin dendam kepadaku dan sahabat-sahabatku.Biarpun Calvin menganggapku sebagai musuh,namun aku tak pernah menganggapnya sebagai musuh.                    
Dulu Calvin pernah mencoba merebut Sadewa dari gank ku,tetapi Sadewa tak mau,ia lebih memilih bersama kami,karena ia merasa di gank ku persahabatannya lebih erat dan kompak.Tak seperti gank milik Calvin,mereka selalu mendapat masalah,tak bisa kompak lagi.Aku tau mengapa calvin begitu menginginkan Sadewa,mungkin karena Sadewa anak orang kaya dan ia pria yang paling tampan di sekolah.Dan aku tau kalau Calvin sebenarnya suka pada Sadewa,hal itu membuatku sangat sakit hati,karena aku juga sedikit suka sama Dewa.Mulai saat itu Calvin terus mengejar-ngejar Sadewa,bagaimanapun caranya ia selalu berusaha.                             Suatu hari ,saat aku sedang berjalan menuju ruangan kelasku,aku melihat Calvin dan teman-temannya sedang membincangkan suatu rencana,tapi entah apa aku tak tau dan aku tak menghiraukan mereka melainkan melanjutkan perjalananku menuju kelas.Tak lama kemudian aku sampai di dalam kelasku,kulihat tampaknya semua sahabatku terlihat sedang sibuk  lalu aku menghampiri Jenny dan bertanya”Ech Jen ada apa sih,kok anak-anak kelihatannya pada sibuk?”.”Itu loh,anak-anak lagi ngerjain PR-nya Bu Anita.Ngomong-ngomong dah selesai apa belum?”tanyanya”Tenang aja,aku dah selesai kok.”.”Pinjem dong”.”Nih ambil aja”kataku sambil memberikan buku itu kepada Jenny.Tak lama kemudian bel masuk berbunyi”Teeeet…teeeet….teeet”.Aku mengambil bukuku dan segera duduk di bangkuku.Pelajaran dimulai,tetapi sekian lama kami menunggu guru yang akan mengajar kami tak kunjung datang.Terpaksa aku dan Clara turun untuk memanggil guru itu,namanya Bu Anita(seorang guru pembukuan).Namun ternyata Bu Anita tak ada di ruang guru,aku mendapat informasi jika Bu Anita sedang sakit di rumah.Aku pun memberi tahu ke semua teman-temanku termasuk Calvin dan teman-temannya.Bel pulang berbunyi,semua murid-murid berhamburan menuju keluar kelas.Aku menunggu Pak Joyo di luar sekolah,tiba-tiba calvin menepuk pundakku dan berkata”Awas kau!”tapi aku tak menghiraukannya.Akhirnya Pak Joyo datang,di perjalanan aku bertemu dengan Joulius,kulihat ia sedang bersedih entah tak tau apa masalahnya.Aku berhenti dan menyuruh Pak Joko untuk meninggalkanku”Pak,bapak duluan saja nanti saya biar naik taxi saja”.”Baik “jawabnya,lalu aku menghampiri Joulius dan aku bertanya padanya”Napa?kok lihatannya lagi sedih?ditinggal pacar ya?”tanyaku sedikit meledeknya.”Nggak papa kok.”jawabnya”Halah…nggak usah malu-malu gitu lagi,katanya sahabat?masak ditanya gitu aja nggak mau jawab?”kataku meyakinkannya”Baik aku akan bercerita kepadamu,aku sekarang sedang sedih,aku tak punya uang untuk biaya orang tuaku,sekarang ibuku sedang sakit berat dan harus dibawa ke rumah sakit,aku tak tahu harus membayar biaya rumah sakit itu dengan apa!”jawabnya.”Tenang saja,aku dan teman-teman akan membantumu,udah nggak usah terlalu difikirkan,lebih baik ayo kita ke mall buat beli oleh-oleh buat ibumu dan ayo kita ke rumah sakiit!”ajakku.Lalu kami berdua membeli buah-buahan untuk ibu Joulius.                                
  Setelah aku pulang dari rumah sakit aku segera menceritakan pengalaman tadi ke Mamaku.Setelah itu tanpa dirasa ternyata jam sudah menunjukan pukul 21.00,aku pun bergegas menuju kamar tidurku.Setelah aku bangun aktifitasku hanya seperti biasa-biasa saja,aku berangkat.Dan saat aku tiba di kelas,aku terkejut karena mendapati wajah-wajah sahabatku yang murung,hanya Sadewa yang terlihat marah.Aku bertanya kepada Sadewa”Ada apa ini?”namun sekata pun sadewa tak membalasnya,aku berganti bertanya kepada Clara”Ra,ada apa ini?”Clara menjawab”Aku tak tahu kenapa bisa begini,barang-barang Sadewa beserta uangnya hilang.Kami tak tahu harus bagaimana!”.”Baiklah jika masalahnya seperti ini,ayo kita adakan pemeriksaan tas.”tegasku.Akhirnya kami semua menggeledah tas semua anak yang ada di dalam ruangan itu.Tak lama kemudian salah seorang temanku menemukan barang-barang Sadewa beserta uangnya ada di dalam tas Joulius.”Dasar kau Joulius,rasakan ini!”tiba-tiba sadewa memukul pipi Joulius”Aku tak menyangka kalau kau berbuat seperti ini.”tambahnya.Sadewa hanya terdiam dan tertunduk.Tapi,kalau memang Joulius mengambilnya,untuk apa uang dan barang-barang milik Sadewa?aku mencoba mengintrogasi Joulius.Aku pun mulai bertanya kepadanya”Joulius,apa benar kau yang mencurinya?”.”Ti…Tidak Ri,aku tak mengambilnya!”.”Lantas mengapa barang-barang milik Sadewa ada di dalam tasmu?”.”Aku pun juga tak tau,Ri”.”Joulius,aku tau kau sekarang sedang butuh biaya untuk membayar biaya rumah sakit,tapi tak begini caranya,kau bisa meminta kepada sahabat-sahabatmu,bukan kau malah mencuri barang milik Sadewa.Lihat sekarang dia marah kepadamu!”.”Astagfirllah haladzim,Ri.Sumpah demi Allah Ri,aku nggak ngambil semua barang milik Sadewa.Aku berani bersumpah didepan Al-qur’an.”kata Joulius sambil menangis dan pergi meninggalkan kami semua.Bagaimana ini?ini semua masih jadi pertanyaan,lantas siapa yang berbuat setega itu,memasukkan barang milik Sadewa ke dalam tas Joulius?tanyaku dalamhati.untungnya hari itu tak ada pelajaran,sehingga tak ada guru yang tau tentang kejadian ini.Tiba-tiba saat suasana masih menegangkan,Calvin dan gank-nya masuk kekelas dan ia berkata”Mana ada pencuri yang ngaku,bagaimana pun alasannya kalu pencuri ya tetep pencuri.Lagian kalau semua pencuri ngaku,pasti penjara penuh.Ya nggak teman-teman?”.”So pasti dong..”.jawab teman-temanya.”Benar kata Calvin.”tiba-tiba Sadewa membela Calvin.”Dewa…..apa-apaan kau ini?”tanyaku.”Sudah terbukti,bila pencurinya adalah Joulius.”kata Sadewa.”aku kan sudah pernah bilang kepadamu Wa.Kau akan lebih nyaman jika berada gank ku.Bagaimana sekarang?kau memilih bersamaku atau dengan tikus-tikus pencuri ini?”kata Calvin dengan kata-kata sedikit mengejek.”Ok.mulai sekarang aku akan berhenti sebagai sahabat kalian,aku lebih memilih bersama Calvin daripada kalian.Sekarang aku tau jika kalian berhati busuk.”kata Sadewa. Aku dan semua sahabatku menyangka jika sadewa akan berbuat seperti itu.Aku hanya terdiam.Mulai sekarang aku tak pernah bersama lagi dengan dia.Kami hanya pasrah menerima itu semua.Seusai itu aku terus mencari siapa orang yang berbuat tega kepada Joulius.Sampai suatu hari aku melihat Calvin dan teman-temannya,namun aku tak melihat Sadewa disitu.Dilihat dari kejauhan sepertinya mereka sedang berbincang bincang.”Hahahahaha,akhirnya aku bisa merebut Sadewa juga,dengan cara begitu saja persahabatan mereka sudah hancur…!”kata Calvin.”Tapi apakah perbuatan yang kita perbuat tadi tidak membuat kita menanggung dosa?”tanya Randy pada Calvin.Ah,anak yang jahat nya kayak gitu aja masih ngerti dosa,hikhik.kataku dalam hati.Ternyata Calvinlah yang berbuat tega kepada Joulius,ia memilih sasaran Joulius karena ia tau kalau Joulius sedang butuh biaya.                    

 Hari semakin berlalu,suatu hari aku dan teman-temanku pergi kekantin.Aku merasa suasana terasa sepi tanpa kehadiran Sadewa disampingku,sosok Sadewa yang biasanya periang dan suka melawak,aku lihat ia berada di ganknya Calvin hanya bisa bermuram durga.Aku tahu sebenarnya ia ingin kembali menjadi gankku,aku tahu dari tatapan matanya yang begitu berharap,tapi aku tak bisa menerima dia begitu saja,aku sudah begitu kesal dengannya.Pada suatu hari aku melihat Randy dan Calvin sedang bertengkar,entah apa yang diributkan.Pernah sich,aku ndenger kalo gank nya Calvin sedang dalam masalah.Mungkin aja itu yang mereka ributkan.Waktu semakin berlalu aku dan teman-temanku kini sudah terbiasa tak bersama dengan Sadewa,dan kami memang tak berharap untuk bersama Sadewa lagi,meski aku masih merasa suka dengannya.Aku merasa kasihan pada Joulius yang telah di tuduh mencuri barang Sadewa.Pada suatu pagi aku melihat Calvin duduk termangu sambil menangis,aku datang menghampirinya dan bertanya”Tumben nangis?ada apa?”.”Loe nggak perlu tau!lagian kalo gue ngasih tau loe,loe nggak akan ngerti.”balas Calvin.”Udah deh,certain aja!sapa tahu aku bisa bantu.”tambah ku.”Ok.Gue akan certain ke loe…”jawabnya,dan ia mulai menceritakan hal yang membuatnya sedih.Dan ternyata Calvin pernah jadian sama Randy,dan kemarin waktu mereka bertengkar ternyata Calvin melihat Randy selingkuh sama Caila,salah seorang sahabat Calvin.Lalu aku ganti berbicara”Apa?kamu jadian sama Randy?dulu kamu bilang kamu suka sama Sadewa?”.”Benar itu,dulu aku suka sama Sadewa,tapi sekarang aku sudah nggak cinta ma dia.”ungkapnya.”Memang kenapa?”.”Sadewa nggak cinta sama aku,dia udah suka sama anak lain.”katanya. ”Oooo…”tambahku.”O ya..mendengar ceritamu tadi aku boleh ngasih saran pa nggak?” .tanyaku. ”Terserah.”jawabnya sambil terisak-isak.”Udah nggak usah terlalu difikir,lagian cowok kan nggak cuma dia saja,masih banyak kok yang lebih baik dari dia.”.”Oo gitu ya..”jawabnya.”Betul sekali”lukasku.Setelah aku berbincang-bincang dengan Calvin tiba-tiba Calvin ingin berkata sesuatu padaku.”Ra,aku minta maaf ya,selama ini aku udah jahat sama kamu dan teman-temanmu. Sekali lagi aku minta maaf ya.!”.”Ya deh,tapi jangan diulangi lagi ya,tapi aku mohon kamu mau ngaku kalo kamu yang memasukkan barang-barang milik Sadewa ke dalam tasnya Joulius,dan kamu harus minta maaf sama Joulius. Ok.!”.”Loh kamu kok tau kalo aku yang mema….”.belum selesai dia berkata aku memotong