Thanks for your visit,,,, semoga post ku ini bermanfaat untuk kalian semua,,,,:)
Tampilkan postingan dengan label The stories. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The stories. Tampilkan semua postingan
Rabu, 03 Oktober 2012
The Stories From Indonesia
Timun Emas
Long time ago, lived an old women named Mbok Sirni. She lived by herself because her husband had long passed away and she had no children. Every day, she prayed so God would give her a child. One night, when she was praying, a giant passed her house and heard her pray. “I can give you a child on one condition,” the giant said to Mbok Sirni, “You must give the child back to me when it is six years old.” Mbok Sirni was so happy; she did not think about the risk of losing the child later and agreed to take the giant’s offer. The giant then gave her a bunch of cucumber seeds. “Plant it around your house.” The giant then left without saying anything else. In the morning, Mbok Sirni planted the seeds. The seeds grew within mere days, and blossomed plentifully.Not longer after that, a big golden cucumber grew from plants. Carefully, Mbok Sirni plucked the golden cucumber and carried it home. With caution and care, she sliced the cucumber. She was very surprised to see a beautiful baby girl inside the cucumber. She then named the baby Timun Emas (it means Golden Cucumber).
Years passed by and Timun Emas has grew to become a lovely and
puisi
Kehilangan
Kala
sang mentari bangun dari peradaban
Diiringi
nyanyian burung nan merdu
Kuterbangun
dari mimpi indahku
Kubuka
pintu kamarku
Didepanku terbaring wanita lanjut usia
Yang tak lain adalah nenekku
Senin, 01 Oktober 2012
hikayat
HIKAYAT
Pada zaman dahulu, tersebutlah ada seorang kakek
yang cukup disegani. Ia dikenal takut kepada Allah, gandrung pada kebenaran,
beribadah wajib setiap waktu, menjaga salat lima waktu dan selalu mengusahakan
membaca Al-Qur’an pagi dan petang. Selain dikenal alim dan taat, ia juga
terkenal berotot kuat dan berotak encer. Ia punya banyak hal yang
menyebabkannya tetap mampu menjaga potensi itu.
Suatu hari, ia sedang duduk di tempat kerjanya sembari menghisap rokok dengan nikmatnya (sesuai kebiasaan masa itu). Tangan kanannya memegang tasbih yang senantiasa berputar setiap waktu di tangannya. Tiba-tiba seekor ular besar menghampirinya dengan tergopoh-gopoh. Rupanya, ular itu sedang mencoba menghindar dari kejaran seorang laki-laki yang (kemudian datang menyusulnya) membawa tongkat.
“Kek,” panggil ular itu benar-benar memelas, “kakek kan terkenal suka menolong. Tolonglah saya, selamatkanlah saya agar tidak dibunuh oleh laki-laki yang sedang mengejar saya itu. Ia pasti membunuh saya begitu berhasil menangkap saya. Tentunya, kamu baik sekali jika mau membuka mulut lebar-lebar supaya saya dapat bersembunyi di dalamnya. Demi Allah dan demi ayah kakek, saya mohon, kabulkanlah permintaan saya ini.”
“Ulangi sumpahmu sekali lagi,” pinta si kakek. “Takutnya, setelah mulutku kubuka, kamu masuk ke dalamnya dan selamat, budi baikku kamu balas dengan keculasan. Setelah selamat, jangan-jangan kamu malah mencelakai saya.”
Ular mengucapkan sumpah atas nama Allah bahwa ia takkan melakukan itu sekali lagi. Usai ular mengucapkan sumpahnya, kakek pun membuka mulutnya sekira-kira dapat untuk ular itu masuk.
Sejurus kemudian, datanglah seorang pria dengan tongkat di tangan. Ia menanyakan keberadaan ular yang hendak dibunuhnya itu. Kakek mengaku bahwa ia tak melihat ular yang ditanyakannya dan tak tahu di mana ular itu berada. Tak berhasil menemukan apa yang dicarinya, pria itu pun pergi.
Setelah pria itu berada agak jauh, kakek lalu berbicara kepada ular: “Kini, kamu aman. Keluarlah dari mulutku, agar aku dapat pergi sekarang.”
Ular itu hanya menyembulkan kepalanya sedikit, lalu berujar: “Hmm, kamu mengira sudah mengenal lingkunganmu dengan baik, bisa membedakan mana orang jahat dan mana orang baik, mana yang berbahaya bagimu dan mana yang berguna. Padahal, kamu tak tahu apa-apa. Kamu bahkan tak bisa membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.”
“Buktinya kamu biarkan saja musuhmu masuk ke mulutmu, padahal semua orang tahu bahwa ia ingin membunuhmu setiap ada kesempatan. Sekarang kuberi kamu dua pilihan, terserah kamu memilih yang mana; mau kumakan hatimu atau kumakan jantungmu? Kedua-duanya sama-sama membuatmu sekarat.” Kontan ular itu mengancam.
“La haula wa la quwwata illa billahi al`aliyyi al-`azhim [tiada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Agung] (ungkapan geram), bukankah aku telah menyelamatkanmu, tetapi sekarang aku pula yang hendak kamu bunuh? Terserah kepada Allah Yang Esa sajalah. Dia cukup bagiku, sebagai penolong terbaik.” Sejurus kemudian kakek itu tampak terpaku, shok dengan kejadian yang tak pernah ia duga sebelumnya, perbuatan baiknya berbuah penyesalan.
Kakek itu akhirnya kembali bersuara, “Sebejat apapun kamu, tentu kamu belum lupa pada sambutanku yang bersahabat. Sebelum kamu benar-benar membunuhku, izinkan aku pergi ke suatu tempat yang lapang. Di sana ada sebatang pohon tempatku biasa berteduh. Aku ingin mati di sana supaya jauh dari keluargaku.”
Ular mengabulkan permintaannya. Namun, di dalam hatinya, orang tua itu berharap, “Oh, andai Tuhan mengirim orang pandai yang dapat mengeluarkan ular jahat ini dan menyelamatkanku.”
Setelah sampai dan bernaung di bawah pohon yang dituju, ia berujar pada sang ular: “Sekarang, silakan lakukanlah keinginanmu. Laksanakanlah rencanamu. Bunuhlah aku seperti yang kamu inginkan.”
Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang mengalun merdu tertuju padanya:
“Wahai Kakek yang baik budi, penyantun dan pemurah. Wahai orang yang baik rekam jejaknya, ketulusan dan niat hatimu yang suci telah menyebabkan musuhmu dapat masuk ke dalam tubuhmu, sedangkan kamu tak punya cara untuk mengeluarkannya kembali. Cobalah engkau pandang pohon ini. Ambil daunnnya beberapa lembar lalu makan. Moga Allah sentiasa membantumu.”
Anjuran itu kemudian ia amalkan dengan baik sehingga ketika keluar dari mulutnya ular itu telah menjadi bangkai. Maka bebas dan selamatlah kakek itu dari bahaya musuh yang mengancam hidupnya. Kakek itu girang bukan main sehingga berujar, “Suara siapakah yang tadi saya dengar sehingga saya dapat selamat?”
Suara itu menyahut bahwa dia adalah seorang penolong bagi setiap pelaku kebajikan dan berhati mulia. Suara itu berujar, “Saya tahu kamu dizalimi, maka atas izin Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri (Allah) saya datang menyelamatkanmu.”
Kakek bersujud seketika, tanda syukurnya kepada Tuhan yang telah memberi pertolongan dengan mengirimkan seorang juru penyelamat untuknya.”
Di akhir ceritanya, si Saudi berpesan:
“Waspadalah terhadap setiap fitnah dan dengki karena sekecil apapun musuhmu, ia pasti dapat mengganggumu. Orang jahat tidak akan pernah menang karena prilakunya yang jahat.”
Kemudian si Saudi memelukku dan memeluk anakku. Pada istriku dia mengucapkan selamat tinggal. Ia berangkat meninggalkan kami. Hanya Allah yang tahu betapa sedihnya kami karena berpisah dengannya. Kami menyadari sepenuhnya perannya dalam menyelamatkan kami dari lumpur kemiskinan sehingga menjadi kaya-raya.
Namun, belum beberapa hari dia pergi, aku sudah mulai berubah. Satu persatu nasehatnya kuabaikan. Hikmah-hikmah Sulaiman dan pesan-pesannya mulai kulupakan. Aku mulai menenggelamkan diri dalam lautan maksiat, bersenang-senang dan mabuk-mabukan. Aku menjadi suka menghambur-hamburkan uang.
Akibatnya, para tetangga menjadi cemburu. Mereka iri melihat hartaku yang begitu banyak. Mengingat mereka tidak tahu sumber pendapatanku, mereka lalu mengadukanku kepada kepala kampung. Kepala kampung memanggilku dan menanyakan dari mana asal kekayaanku. Dia juga memintaku untuk membayarkan uang dalam jumlah yang cukup besar sebagai pajak, tetapi aku menolak. Ia memaksaku untuk mematuhi perintahnya seraya menebar ancaman.
Setelah membayar begitu banyak sehingga yang tersisa dari hartaku tak seberapa, suatu kali bayaranku berkurang dari biasanya. Dia pun marah dan menyuruh orang untuk mencambukku. Kemudian ia menjebloskan aku ke penjara. Sudah tiga tahun lamanya saya mendekam di penjara ini, merasakan berbagai aneka penyiksaan. Tak sedetikpun saya lewatkan kecuali saya meminta kepada Zat yang menghamparkan bumi ini dan menjadikan langit begitu tinggi agar segera melepaskan saya dari penjara yang gelap ini dan memulangkan saya pada isteri dan anak-anak saya.
Namun, tentu saja, saya takkan dapat keluar tanpa budi baik dari Baginda Rasyid, Baginda yang agung dan menghukum dengan penuh pertimbangan.
Khalifah menjadi terkejut dan sedih mendengar ceritanya. Khalifah pun memerintahkan agar ia dibebaskan dan dibekali sedikit uang pengganti dari kerugian yang telah ia derita dan kehinaan yang dialaminya. Ia pun memanjatkan doa dengan khusyu kepada Allah, satu-satunya Dzat yang disembah, agar Khalifah Amirul Mukminin senantiasa bermarwah dan berbahagia, selama matahari masih terbit dan selama burung masih berkicau.
Para napi di penjara Baghdad semakin banyak mendoakan agar Khalifah berumur panjang setelah Khalifah meninggalkan harta yang cukup banyak buat mereka.
Khalifah lalu kembali ke istananya yang terletak di pinggir sungai Tigris. Di istana telah menunggu siti Zubaidah. Khalifah lalu menceritakan apa yang sudah dilakukannya, Zubaidah pun senang mendengarnya. Ia mengucapkan terima kasih dan memuji Khalifah karena telah berbuat baik. Zubaidah juga mendoakan agar Khalifah panjang umur.
PuisiKu
ALAM NEGERIKU
Negeriku. . . . .
Dikala pagi menjelang
Burung-burung berkicau riang
Udara segar bertiup sepoi-sepoi
Awan berarak-arak ramai
Negeriku. . . . . .
Gunung dan bukit tinggi dan tajam
Sabtu, 29 September 2012
Kumpulan cerita, baik pendek maupun panjang
1.
Retaknya persahabtan karena seorang musuh
M
|
entari pagi muncul dihadapan,sinarnya yang terang
membangunkan aku dari tidurku yang lelap.Ku teringat bahwa hari ini adalah hari
senin,maka aku segera bergegas ke kamar mandiku.Seusai mandi, aku segera
berganti baju dan menuju ke ruang makan untuk berpamitan kepada kedua orang
tuaku.Saat aku tiba di ruang makan, orang tuaku menyambutku”Selamat
pagi,sayang!”lalu aku pun membalas”Pagi juga Ma,Pa!Ria langsung berangkat aja ya,biar
diantar Pak Joyo.”lalu papaku menjawab”Ya,tapi Ria yakin, nggak mau makan
dulu?”.”Nggak Pa,soalnya Ria hari ini harus upacara.Ya sudah Ma,Pa Ria
berangkat dulu!”.Akupun berangkat,setibanya di sekolah aku disambut oleh
sahabat-sahabat setiaku,mereka adalah Reno,Lia,Jenny,Sadewa,Clara,Datton,dan
satu lagi Joulius.Mereka ber-7 adalah sahabat yang paling terbaik
dihidupku,kami ber-8 selalu bersama-sama dimanapun dan kapanpun,disekolah kami
dikenal sebagai murid yang paling berprestasi,sampai datanglah Calvin dan
gank-nya,mereka merusak seluruh kegiatan yang kami lakukan sampai-sampai
prestasi kami berhasil direbut oleh mereka dan mulai saat itulah ke populeran
kami menurun,tetapi kami tak pernah berputus asa setiap hari kami belajar
bersama dirumahku,akhirnya kami dapat merebut lagi gelar kami yaitu
sebagai”MURID TELADAN”.Dengan gelarku yang seperti itu Calvin dan
teman-temannya semakin dendam kepadaku dan sahabat-sahabatku.Biarpun Calvin
menganggapku sebagai musuh,namun aku tak pernah menganggapnya sebagai musuh.
Dulu Calvin pernah mencoba merebut Sadewa dari gank
ku,tetapi Sadewa tak mau,ia lebih memilih bersama kami,karena ia merasa di gank
ku persahabatannya lebih erat dan kompak.Tak seperti gank milik Calvin,mereka
selalu mendapat masalah,tak bisa kompak lagi.Aku tau mengapa calvin begitu
menginginkan Sadewa,mungkin karena Sadewa anak orang kaya dan ia pria yang
paling tampan di sekolah.Dan aku tau kalau Calvin sebenarnya suka pada
Sadewa,hal itu membuatku sangat sakit hati,karena aku juga sedikit suka sama
Dewa.Mulai saat itu Calvin terus mengejar-ngejar Sadewa,bagaimanapun caranya ia
selalu berusaha. Suatu
hari ,saat aku sedang berjalan menuju ruangan kelasku,aku melihat Calvin dan
teman-temannya sedang membincangkan suatu rencana,tapi entah apa aku tak tau
dan aku tak menghiraukan mereka melainkan melanjutkan perjalananku menuju
kelas.Tak lama kemudian aku sampai di dalam kelasku,kulihat tampaknya semua
sahabatku terlihat sedang sibuk lalu aku
menghampiri Jenny dan bertanya”Ech Jen ada apa sih,kok anak-anak kelihatannya
pada sibuk?”.”Itu loh,anak-anak lagi ngerjain PR-nya Bu Anita.Ngomong-ngomong
dah selesai apa belum?”tanyanya”Tenang aja,aku dah selesai kok.”.”Pinjem
dong”.”Nih ambil aja”kataku sambil memberikan buku itu kepada Jenny.Tak lama
kemudian bel masuk berbunyi”Teeeet…teeeet….teeet”.Aku mengambil bukuku dan
segera duduk di bangkuku.Pelajaran dimulai,tetapi sekian lama kami menunggu
guru yang akan mengajar kami tak kunjung datang.Terpaksa aku dan Clara turun
untuk memanggil guru itu,namanya Bu Anita(seorang guru pembukuan).Namun
ternyata Bu Anita tak ada di ruang guru,aku mendapat informasi jika Bu Anita sedang sakit di rumah.Aku
pun memberi tahu ke semua teman-temanku termasuk Calvin dan teman-temannya.Bel
pulang berbunyi,semua murid-murid berhamburan menuju keluar kelas.Aku menunggu
Pak Joyo di luar sekolah,tiba-tiba calvin menepuk pundakku dan berkata”Awas
kau!”tapi aku tak menghiraukannya.Akhirnya Pak Joyo datang,di perjalanan aku
bertemu dengan Joulius,kulihat ia sedang bersedih entah tak tau apa
masalahnya.Aku berhenti dan menyuruh Pak Joko untuk meninggalkanku”Pak,bapak
duluan saja nanti saya biar naik taxi saja”.”Baik “jawabnya,lalu aku menghampiri
Joulius dan aku bertanya padanya”Napa?kok lihatannya lagi sedih?ditinggal pacar
ya?”tanyaku sedikit meledeknya.”Nggak papa kok.”jawabnya”Halah…nggak usah
malu-malu gitu lagi,katanya sahabat?masak ditanya gitu aja nggak mau
jawab?”kataku meyakinkannya”Baik aku akan bercerita kepadamu,aku sekarang
sedang sedih,aku tak punya uang untuk biaya orang tuaku,sekarang ibuku sedang
sakit berat dan harus dibawa ke rumah sakit,aku tak tahu harus membayar biaya
rumah sakit itu dengan apa!”jawabnya.”Tenang saja,aku dan teman-teman akan
membantumu,udah nggak usah terlalu difikirkan,lebih baik ayo kita ke mall buat
beli oleh-oleh buat ibumu dan ayo kita ke rumah sakiit!”ajakku.Lalu kami berdua
membeli buah-buahan untuk ibu Joulius.
Setelah
aku pulang dari rumah sakit aku segera menceritakan pengalaman tadi ke Mamaku.Setelah
itu tanpa dirasa ternyata jam sudah menunjukan pukul 21.00,aku pun bergegas
menuju kamar tidurku.Setelah aku bangun aktifitasku hanya seperti biasa-biasa
saja,aku berangkat.Dan saat aku tiba di kelas,aku terkejut karena mendapati
wajah-wajah sahabatku yang murung,hanya Sadewa yang terlihat marah.Aku
bertanya kepada Sadewa”Ada apa ini?”namun sekata pun sadewa tak membalasnya,aku
berganti bertanya kepada Clara”Ra,ada apa ini?”Clara menjawab”Aku tak tahu
kenapa bisa begini,barang-barang Sadewa beserta uangnya hilang.Kami tak tahu
harus bagaimana!”.”Baiklah jika masalahnya seperti ini,ayo kita adakan
pemeriksaan tas.”tegasku.Akhirnya kami semua menggeledah tas semua anak yang
ada di dalam ruangan itu.Tak lama kemudian salah seorang temanku menemukan
barang-barang Sadewa beserta uangnya ada di dalam tas Joulius.”Dasar kau
Joulius,rasakan ini!”tiba-tiba sadewa memukul pipi Joulius”Aku tak menyangka
kalau kau berbuat seperti ini.”tambahnya.Sadewa hanya terdiam dan tertunduk.Tapi,kalau
memang Joulius mengambilnya,untuk apa uang dan barang-barang milik Sadewa?aku
mencoba mengintrogasi Joulius.Aku pun mulai bertanya kepadanya”Joulius,apa
benar kau yang mencurinya?”.”Ti…Tidak Ri,aku tak mengambilnya!”.”Lantas mengapa
barang-barang milik Sadewa ada di dalam tasmu?”.”Aku pun juga tak
tau,Ri”.”Joulius,aku tau kau sekarang sedang butuh biaya untuk membayar biaya
rumah sakit,tapi tak begini caranya,kau bisa meminta kepada
sahabat-sahabatmu,bukan kau malah mencuri barang milik Sadewa.Lihat sekarang
dia marah kepadamu!”.”Astagfirllah haladzim,Ri.Sumpah demi Allah Ri,aku nggak
ngambil semua barang milik Sadewa.Aku berani bersumpah didepan Al-qur’an.”kata
Joulius sambil menangis dan pergi meninggalkan kami semua.Bagaimana ini?ini semua masih jadi pertanyaan,lantas siapa yang berbuat
setega itu,memasukkan barang milik Sadewa ke dalam tas Joulius?tanyaku
dalamhati.untungnya hari itu tak ada pelajaran,sehingga
tak ada guru yang tau tentang kejadian ini.Tiba-tiba saat suasana masih
menegangkan,Calvin dan gank-nya masuk kekelas dan ia berkata”Mana ada pencuri
yang ngaku,bagaimana pun alasannya kalu pencuri ya tetep pencuri.Lagian kalau
semua pencuri ngaku,pasti penjara penuh.Ya nggak teman-teman?”.”So pasti
dong..”.jawab teman-temanya.”Benar kata Calvin.”tiba-tiba Sadewa membela
Calvin.”Dewa…..apa-apaan kau ini?”tanyaku.”Sudah terbukti,bila pencurinya
adalah Joulius.”kata Sadewa.”aku kan sudah pernah bilang kepadamu Wa.Kau akan
lebih nyaman jika berada gank ku.Bagaimana sekarang?kau memilih bersamaku atau
dengan tikus-tikus pencuri ini?”kata Calvin dengan kata-kata sedikit
mengejek.”Ok.mulai sekarang aku akan berhenti sebagai sahabat kalian,aku lebih
memilih bersama Calvin daripada kalian.Sekarang aku tau jika kalian berhati busuk.”kata
Sadewa. Aku dan semua sahabatku menyangka jika sadewa akan berbuat seperti
itu.Aku hanya terdiam.Mulai sekarang aku tak pernah bersama lagi dengan
dia.Kami hanya pasrah menerima itu semua.Seusai itu aku terus mencari siapa
orang yang berbuat tega kepada Joulius.Sampai suatu hari aku melihat Calvin dan
teman-temannya,namun aku tak melihat Sadewa disitu.Dilihat dari kejauhan
sepertinya mereka sedang berbincang bincang.”Hahahahaha,akhirnya aku bisa
merebut Sadewa juga,dengan cara begitu saja persahabatan mereka sudah
hancur…!”kata Calvin.”Tapi apakah perbuatan yang kita perbuat tadi tidak
membuat kita menanggung dosa?”tanya Randy pada Calvin.Ah,anak yang jahat nya
kayak gitu aja masih ngerti dosa,hikhik.kataku dalam hati.Ternyata Calvinlah yang berbuat tega kepada Joulius,ia memilih sasaran
Joulius karena ia tau kalau Joulius sedang butuh biaya.
Hari
semakin berlalu,suatu hari aku dan teman-temanku pergi kekantin.Aku merasa
suasana terasa sepi tanpa kehadiran Sadewa disampingku,sosok Sadewa yang
biasanya periang dan suka melawak,aku lihat ia berada di ganknya Calvin hanya
bisa bermuram durga.Aku tahu sebenarnya ia ingin kembali menjadi gankku,aku
tahu dari tatapan matanya yang begitu berharap,tapi aku tak bisa menerima dia
begitu saja,aku sudah begitu kesal dengannya.Pada suatu hari aku melihat Randy
dan Calvin sedang bertengkar,entah apa yang diributkan.Pernah sich,aku ndenger
kalo gank nya Calvin sedang dalam masalah.Mungkin aja itu yang mereka
ributkan.Waktu semakin berlalu aku dan teman-temanku kini sudah terbiasa tak
bersama dengan Sadewa,dan kami memang tak berharap untuk bersama Sadewa
lagi,meski aku masih merasa suka dengannya.Aku merasa kasihan pada Joulius yang
telah di tuduh mencuri barang Sadewa.Pada suatu pagi aku melihat Calvin duduk
termangu sambil menangis,aku datang menghampirinya dan bertanya”Tumben
nangis?ada apa?”.”Loe nggak perlu tau!lagian kalo gue ngasih tau loe,loe nggak
akan ngerti.”balas Calvin.”Udah deh,certain aja!sapa tahu aku bisa
bantu.”tambah ku.”Ok.Gue akan certain ke loe…”jawabnya,dan ia mulai
menceritakan hal yang membuatnya sedih.Dan ternyata Calvin pernah jadian sama
Randy,dan kemarin waktu mereka bertengkar ternyata Calvin melihat Randy
selingkuh sama Caila,salah seorang sahabat Calvin.Lalu aku ganti berbicara”Apa?kamu
jadian sama Randy?dulu kamu bilang kamu suka sama Sadewa?”.”Benar itu,dulu aku
suka sama Sadewa,tapi sekarang aku sudah nggak cinta ma dia.”ungkapnya.”Memang kenapa?”.”Sadewa
nggak cinta sama aku,dia udah suka sama anak lain.”katanya. ”Oooo…”tambahku.”O
ya..mendengar ceritamu tadi aku boleh ngasih saran pa nggak?” .tanyaku.
”Terserah.”jawabnya sambil terisak-isak.”Udah nggak usah terlalu difikir,lagian
cowok kan nggak cuma dia saja,masih banyak kok yang lebih baik dari dia.”.”Oo
gitu ya..”jawabnya.”Betul sekali”lukasku.Setelah aku berbincang-bincang dengan
Calvin tiba-tiba Calvin ingin berkata sesuatu padaku.”Ra,aku minta maaf
ya,selama ini aku udah jahat sama kamu dan teman-temanmu. Sekali lagi aku minta
maaf ya.!”.”Ya deh,tapi jangan diulangi lagi ya,tapi aku mohon kamu mau ngaku
kalo kamu yang memasukkan barang-barang milik Sadewa ke dalam tasnya
Joulius,dan kamu harus minta maaf sama Joulius. Ok.!”.”Loh kamu kok tau kalo
aku yang mema….”.belum selesai dia berkata aku memotong
Langganan:
Postingan (Atom)