DOMINASI APIKAL
Meristem adalah jaringan yang
sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri
tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh (Setjo, 2004). Sel penyusun
meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya
protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan
kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan
dewasa yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar
atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar
makin banyak vakuolanya.
Pada permulaan perkembangan lembaga,
semua sel membelah terus tetapipada pertemuan dan perkembangan selanjutnya
pembelahan sel dan pertambahan jumlah sel menjadi terbts pada daerah yang
sangat sedikit mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat
embrionik di dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah.
Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan
meristem (Setjo, 2004).
Berdasarkan posisi meristem pada
tumbuhan meristem dibagi sebagai berikut (Setjo, 2004):
1. Meristem apikal, yang terdapat
pada pucuk sumbu batang dan akar pokok serta cabangnya.
2. Meristem interkalar, yang
terdapat diantara jaringan dewasa seperti jaringan pada pangkal ruas
rumput-rumputan.
3. Meristem lateral, yang letaknya
pararel dengan lingkaran organ tempat meristem tersebut ditemukan.
Meristem apikal berasal dari organ
lain tidak berasal dari embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah
dewasa seperti meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah
meristem primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu:
promeristem, prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem
akan menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium
menghasilkan jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk
jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan
empulur serta kolenkima korteks.
B. Pertumbuhan Tanaman dan Dominansi
Apikal
Pertumbuhan tanaman adalah suatu
proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu
perubahan yang tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut
ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut
beberapa fase atau proses diantaranya (Anonim, 2008):
1. Fase pembentukan sel.
2. Fase perpanjangan dan pembesaran
sel.
3. Fase diferensiasi sel.
Di dalam pertumbuhan tanaman
terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang
disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai
persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan
(Dahlia, 2001). Sedangkan menurut Chambell dominansi apikal merupakan
konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal
secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar.
Dominansi apikal atau dominanis
pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar,
batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat
pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral
akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk (Dahlai, 2001). Dominasi pucuk
dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong
pertumbuhan tunas lateral.
C. Hormon Auksin Pendukung Dominansi
Apikal
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa
dominanis apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah
(polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan
tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin
yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan
pucuk (Dahlia, 2001). Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk
tanmana yang akna didistribusikan secara polar yag mampu menghambat pertumbuhan
tunas lateral.
Auksin adalah zat yang ditemukan